OJK: 80 Generasi Z Rentan Terjerat Pinjaman Online Akibat Gaya Hidup Konsumtif

OJK: 80 Generasi Z Rentan Terjerat Pinjaman Online Akibat Gaya Hidup Konsumtif
OJK: 80 Generasi Z Rentan Terjerat Pinjaman Online Akibat Gaya Hidup Konsumtif

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa sekitar 80% generasi Z di Indonesia berisiko tinggi terjebak dalam jeratan pinjaman online (pinjol). Fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena banyak di antaranya menggunakan pinjol untuk memenuhi gaya hidup konsumtif, bukan kebutuhan mendesak. Hal tersebut disampaikan oleh Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, dalam sebuah kegiatan di Universitas Brawijaya, Malang.
 

Kemudahan Akses Menjadi Daya Tarik Utama
 

Menurut Friderica, generasi Z cenderung memilih kemudahan akses sebagai pertimbangan utama saat membutuhkan dana. Sebanyak 80% dari mereka lebih memilih jalan mudah untuk mendapatkan uang saat memerlukan sesuatu. Daripada meminjam kepada teman atau keluarga yang belum tentu memberikan, mereka cenderung langsung mengajukan pinjaman lewat aplikasi pinjol.

Kemudahan akses ini menjadi daya tarik utama layanan pinjol di mata generasi Z. Proses yang cepat dan tanpa jaminan membuat mereka merasa terbantu, meskipun tanpa menyadari risiko yang mengintai.
 

Baca Juga

Penggunaan Mata Uang Lokal RI-Jepang Kini Berlaku Semua Transaksi

Gaya Hidup Konsumtif dan Tekanan Sosial
 

Lebih lanjut, Friderica menjelaskan bahwa sekitar 58% dari motivasi penggunaan pinjol bersifat konsumtif, berkaitan dengan gaya hidup. Anak-anak Gen Z sering merasa tidak percaya diri hanya karena dianggap ketinggalan tren. Misalnya, merasa minder karena memakai handphone model lama atau pakaian yang dianggap tidak mengikuti mode. Akibatnya, mereka terdorong melakukan tindakan yang berisiko, seperti berutang demi memenuhi standar sosial tersebut.

Fenomena ini diperburuk dengan adanya tekanan sosial dari lingkungan sekitar, baik teman sebaya maupun media sosial. Istilah-istilah seperti FOMO (fear of missing out) dan FOPO (fear of other people's opinion) menjadi pendorong perilaku konsumtif yang berisiko.
 

Dampak Negatif dan Risiko Jangka Panjang

David

David

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Raya Permudah Transaksi Digital Pengunjung TMII Saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Bank Raya Permudah Transaksi Digital Pengunjung TMII Saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Update Pergerakan Harga Emas UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini 22 Desember 2025 Terpantau Variatif

Update Pergerakan Harga Emas UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini 22 Desember 2025 Terpantau Variatif

OCBC NISP Revisi Anggaran Dasar untuk Perluas Pemanfaatan Modal Digital

OCBC NISP Revisi Anggaran Dasar untuk Perluas Pemanfaatan Modal Digital

Perubahan Struktur Saham Impack Pratama Memunculkan Pemegang Saham Baru

Perubahan Struktur Saham Impack Pratama Memunculkan Pemegang Saham Baru

TRIN Kembangkan Logistic Park Data Center dan Luxury Hospitality Strategis Mulai 2026

TRIN Kembangkan Logistic Park Data Center dan Luxury Hospitality Strategis Mulai 2026